Pelabuhan Buton ini bisa saja menjadi saksi ketika seorang anak manusia yang merantau dari kampung halamannya untuk mengadu nasib ke Pulau Batam. Mei 2000 si perantau melangkahkan kakinya menuju pulau harapan dengan keinginan dapat menjadi orang yang berbakti pada orang tua, agama, bangsa dan negara. Pelabuhan Buton ini merupakan salah satu pelabuhan penyebrangan menuju Batam yang ditempuh dengan kendaraan darat kurang lebih 4 jam dari Pekan Baru (seingat penulis dahulu penulis pernah membuat sebuah buku (pdf) mengenai bagaimana dan cara menuju Batam). Tidak terasa 6 tahun lebih telah menghuni pulau batam dan sekarang malahan penulis sudah berada di Jakarta. Masih ingat dahulunya penulis masih sering beramai-ramai tidur di Mabes Blok Y, beralaskan "kasua basamo", bersama-sama dengan alumni yang lain. Kemudian bermain "Song" bersama didekat telepon dengan H2C (harap-harap cemas) mendengarkan bunyi deringan telepon yang sangat merdu menandakan adanya panggilan test kerja, dihitung-hitung ada sekitar 3 bulan penulis menganggur sebelum mendapatkan pekerjaan di PT. Epson Batam. Di kota Batam inilah penulis berkeluarga , membesarkan anak. yah sebuah kenangan yang tidak akan terlupakan.
Tepat tgl 12 november 2008 setelah 8 tahun lamanya penulis kembali menginjakkan kaki di dermaga pelabuhan Buton, dengan tujuan berbeda. Sekilas kilatan kenangan ini terlintas dimata..
"Bumi itu berputar..kadang kita dibawah kadang diatas ..jika diatas janganlah terlampau gembira ..jika dibawah janganlah terlampau bersedih..
wassalam
Novwan di awal tahun 2009